Pendakian Gunung Slamet via Bambangan K-conkPA Ezzzadventure

Coretan langkah kaki
Berjalan perlahan
Gunung Slamet

          Siang itu sekitar jam 11.30 kami Taufik, Saet,Rofiih dan saya Agus pergi berkelana perlahan meninggalkan pulau kecil Madura menuju ibu kota provinsi jawa timur yaitu Surabaya dengan menggunakan jasa angkuta grab dengan tujuan terminal bungurasih untuk selanjutnya berangkat menuju Purwokerto kota yang menjadi kebanggaan komika terkenal Wira_Nagara.

       Tujuan destinasi kami ialah Gunung Slamet. Tempat paling tinggi di jawa tengah yang sekaligus menjadi gunung tertinggi kedua di pulau jawa dengan ketinggian mencapai 3428 mdpl.

        Sebelum itu saya berangkat berdua belas dengan kawan dari komunitas K-CONK PA Ezzzz_Adventure salah satu komunitas yang baru dibentuk yang terdapat di Bangkalan kota dimana saya tinggal.

       Kami berangkat dari terminal bungurasih Surabaya jam 02.15 menggunakan bus kota dengan penumpang penuh sesak yang membuat suasana kurang nyaman .bahkan, rombongan pun harus rela berdiri karna tidak kebagian kursi duduk bus . Seiring berjalannya waktu tak terasa bus pun melesat jauh meninggalkan macetnya kota Surabaya yang semraut menuju kota istimewa Yogyakarta.

      Ban terus bergelinding ,gas pun terus di kontrol hingga tepat jam 01.00 wib kami pun tiba diterminal Yogyakarta. perjalanan kami tidak sampai disini, setelah turun dari bus kami pun lantas langsung meninggalkan bus yang tadinya mengantarkan kami dari Surabaya menuju bus Yogyakarta yang siap mengantarkan rombongan menuju tempat tujuan kami "Purwokerto".

            Setelah bus melesat jauh nyatanya sopir berbohong ,kami di oper di sepertiga jalan menggunakan bus yang lambat dan sesak yang membuat perjalana menjadi molor dan tidak mengenakkan .Tidak sampai disitu ,untuk yang kedua kalinya rombongan pun harus rela berdiri kembali karna kursi bus sudah penuh diduduki oleh ibu ibu yang sudah siap menjual dagangannya ke pasar.

          Setelah seharian lebih perjalanan tepat jam 05.30 dipagi hari saya dan rombongan tiba diterminal Purwokerto.

Alhamdulillah, bersyukur dalam hati karna perjalanan kami separuh sudah berhasil.

        Agak menunggu lama kami berangkat menuju rumah Faiz, teman kami dari Madura yang merantau dan sukses di sana. Rombongan di angkut menggunakan mobil bak terbuka miliknya . Dan sekitar setengah jam perjalanan kami pun tiba di istana megah milik Faiz tersebut.

         Setelah istirahat dan makan siang jam 10.45 kami berangkat menuju base came pendakian Gunung Slamet. lama perjalanan sudah diduga, jalan yang nanjak dan berkelok menjadikan tumpangan tidak mulus yang sekaligus menyulitkan sang sopir dalam mengontrol setirnya .tetapi sekitar dua jam perjalanan kami pun sampai di destinasi tujuan.

         Bukannya senang kami pun agak kesal. Mengapa tidak, ternyata kita salah arah dan sang sopir pun harus membalikkan laju mobilnya menuju destinasi sebenarnya. Dan.....Alhamdulillah setelah putar balik dan setengah jam perjalanan rombongan pun tiba di base came pendakian Gunung Slamet.

         Setelah registrasi,makan,dan sholat sekitar jam 03.45 dengan ucapan doa dan keyakinan yang kuat kami pun memulai langkah kaki yang sekaligus menjadi pertanda bahwa kami telah memulai pendakian.

            Area pendakian pertama kita akan disuguhi pemandangan perkebunan bawang yang menjadi mata pencaharian penduduk setempat .setelah melewati area tersebut kami melewati jalur seperti sabana dan menyebrangi sungai yang hingga akhirnya hujan turun sangat deras yang menjadikan jalan molor dan tidak menyenangkan.

      Lama memang kami menunggu hujan. Tetapi itulah sebenarnya tujuan dari sebuah pendakian dimana kesabaran dan kekompakan tim diuji dalam satu wadah.

     Setelah hujan reda sekitar satu setengah jam menunggu kami pun kembali memulai pendakian dengan suhu yang dingin dan hari yang mulai temaram.

       Satu setengah jam perjalanan dengan nafas yang mulai ngosngosan kami tiba di pos 2 ,tempat dimana  kami memilih ngecame dan beristirahat disana . Tindakan kami tersebut bukan tanpa alasan. Suhu dan jalan yang semakin rusak dan licin yang membuat kami memilih menunggu higga esok hari untuk melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya.

         Pagi hari setelah matahari mulai mengeluarkan sinar kehangatannya kami bangun,memasak,makan yang setelah akhirnya pergi melanjutkan perjalanan. Jalur dari pos 2 keatas mulai menanjak dan membuat teman menjadi mudah kelelahan ,Afton pun juga mulai berseloroh bahwa ia ingin pingsan karna kelaparan ,tetapi itu hanyalah sebuah gurauan untuk menghangatkan suasana. Dilain itu saya juga ikut berseloroh seandainya ada pesawat yang bersedia mengantar kami menuju puncak sungguh hal yang sangat luar biasa, hahaha..ada ada aja memang.

         Lama kami melangkah setelah melewati jalur dan pos sebelumnya kami tiba di pos 5 pada siang hari dan beristirahat disana sekaligus makan mengisi perut yang mulai keroncongan. Dan..lagi lagi hujan tidak mau berkompromi. Deras dan dingin nya suhu membuat kami tidak nyaman yang lagi lagi membuat pendakian menjadi molor.

         Setelah hujan reda kami pun melanjutkan pendakian, biasanya ketika sampai dipos 5 pendaki lebih memilih turun ke lembah untuk kemudian mengambil air sebagai bekal masak di came pos 7 nanti. Tetapi tidak dengan kami yang memilih langsung berangkat karna dipikiran kami rombongan sudah membawa cukup banyak air dan itu sebuah kesalahan.

         Carier yang berat dan trek yang licin membuat perjalanan agak lambat. Lambat laun berjalan melawan lelah akhirnya kami tiba di pos yang paling dituju oleh semua pendaki yaitu pos 7.

          Sebelum itu kami agak kecewa bercampur takut karna pendaki banyak yang mengeluh dengan adanya badai dipuncak yang membuat mereka tidak bisa menggapai atap tertinggi di jawa tengah. Tetapi karna keyakinan akan kekuatan doa dari orang tua kami memilih melanjutkan perjalanan .tetapi hal tersebut bukan berarti kami melawan alam.

      Setelah mendirikan tenda kami berbaring sejenak dan kemudian memasak untuk makan malam. Hal yang seru pada hari itu kami terbagi menjadi tiga kelompok untuk berlomba menghasilkan karya masakan yang indah dan memuaskan...kurang kerjaan memang, tetapi itulah indahnya kebersamaan dalam satu bungkus tenda.

           Detik mulai berlalu, dan jam mulai menuju angka 4 ,pertanda kami harus bangun menyiapkan makanan untuk selanjutnya summit menuju puncak jam 5 pagi hari.

         Setelah perlengkapan dan peralatan semua dibereskan langkah pertama yang kami ambil sebelum summit adalah berdoa meminta kepada sang pencipta untuk bisa menikmati keindahan pemberiannya. Setelah semua dipersiapkan kami pun akhirnya memulai pendakian menuju puncak yang disebut "summit".

        Jalur setelah melewati pos 7 mulai menanjak dan hal itu membuat kaki mudah pegal dan mental menjadi drop. Tetapi hal itu hilang seketika saya melihat langit yang cerah pertanda bahwa kemungkinan besar hujan tidak akan turun.

      Lama kami berjalan melewati area pasir,kerikil dan batu yang membuat lelah,lelah dan lelah. Pada saat itu yang ada diingatan hanyalah keluarga yang cemas dan sudah menanti kepulangan kami dari sini. Setelah mencoba mengalahkan lelah,penat,dan kabut sekitar satujam duapuluh menit perjalanan kami pun tiba di atap tertinggi kedua di jawa yaitu Gunung Slamet. Rasa haru sedih dan tidak menyangka bercampur aduk menjadi tangis kebahagiaan dibaluran sujud syukur.

          Setelah berfoto dan menulis salam dari kawan kami pun turun perlahan meninggalkan puncak Gunung Slamet. Tidak lama berjalan setelah sampai di tenda dan beristirahat sejenak sambil menahan haus karna kekurangan air kami pun turun perlahan dengan rasa ungkapan syukur.

          Pos 3 menunggu, yang setelah akhirnya kami tiba ditempat tersebut hujan kembali turun dengan derasnya tanpa kompromi. Waktu itu kami cukup sabar menunggu hujan reda ditemani lahapan gorengan yang dibaluri sambal petis di hiasai potongan cabai hijau menu andalan khas daerah pegunungan.

        Menunggu hujan yang tak kunjung reda saya dan separuh rombongan memilih turun hujan hujanan sementara Rofiih dan Taufiq harus rela turun lebih lama karna harus berkompromi dengan Rosi yang mengalami masalah pada kakinya.

        Setelah lama perjalanan setibanya di base came pendakian kami terkejut dengan adanya mobil dinas polisi yang menghiasi pos perizinan. Usut punya usut ternyata ada yang melapor bahwa di gunung slamet ada seorang santri yang meninggal sebulan lalu dan temannya baru melapor saat korban dicari orang tua dan pihak pesantren. Karna kepo saya mencoba mencari tahu apa yang terjadi dibaliknya, dan ternyata....tiga pendaki termasuk korban memulai pendakian sejak tanggal 2 Desember 2018 tanpa izin dari orang tua dan pihak pesantren, dilain itu pendaki tersebut juga memulai pendakian meggunakan jalur ilegal (tidak registrasi dan melapor pada pihak penanggung jawab) sontak hal tersebut menjadi trending topik di kalangan instagram bahkan sampai saat ini.

        Setelah lama menunggu rombongan pun kembali berkumpul dan kami mulai mengisi perut yang sedari tadi mulai keroncongan. Selepas makan dan semua sudah disiapkan mobil jemputan dari Faiz pun akhirnya tiba yang membuat kami pergi menaiki mobil angkutan pribadinya. Tetapi hal apes kembali kami rasakan, ketika kami menaiki mobilnya sontak mobil berjalan sendiri dan membuat angkutan didepannya tersrempet. Panik pada saat itu semua dapat saya lihat, tetapi untung saja sang pemilik mengikhlaskan kejadian tersebut dan tidak minta ganti rugi bahkan sepeserpun. Alhamdulillah dalam hati...

          Setelah sampai dirumah Faiz dan beristirahat disana kami pun meluncur pergi menuju terminal Purwokerto yang melesat menuju Yogyakarta dan setelah akhirnya jam 23.45 kami sampai di kota Surabaya dengan uang yang serba kekurangan dan harus berhutang kepada Rofiih.

         Setibanya di Surabaya kami ber empat kembali melesat menuju Madura menggunakan jasa angkutan online yaitu grab.

        Ketika mendaki, memang sifat seorang kawan akan tampak dimata kita. Tetapi, hal tersebut bukan sebuah acuan menjadikan kita langsung menegornya, karna dibalik itu sifat kita sendiri juga akan mudah tanpak dimata mereka.

         Sekian dulu dari saya Salam lestari🍃Agus Efendi🚶@broagusefendi